MATEMATIKA MODERN VS MATEMATIKA TRADISIONAL
10 Oktober 2012,
-
-
Matematika Tradisional
-
Setelah
Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri
menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan sebagai salah satu
mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan
pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan
materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena
seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit
saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama
kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang,
kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan
yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Kekhasan
lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran
lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana
sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian,
lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah
dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima
tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Urutan
operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah
kali, bagi, tambah dan kurang. ,maksudnya bila ada soal dengan
menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun
letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan
operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak
kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
Contoh : 12:3 jawabanya adalah 4
dengan tanpa memberi tanda kurung , soal di atas ekuivalen dengan
9+3:3,
berdasar urutan operasi yaitu bagi dulu baru jumlah dan hasilnya adalah
10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa urutan tersebut
kurang kuat.
Sementara
itu cabang matematka yang diberikan di sekolah menengah pertma adalah
aljabar dan geometri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah
dengan geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di
sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri,
geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Geometri ruang
tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis adalah
ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi
abstrak dikalangan siswa
-
-
Karakteristik Matematika Tradisional
-
Dalam
matematika traditional, guru merupakan atau dianggap sebagai gudang
ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas dengan kata lain
guru mendominasi pembelajaran dan senantiasa menjawab ‘dengan segera’
terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa. Guru mengajarkan ilmu, guru
langsung membuktikan dalil-dalil, guru memberikan contoh-contoh soal.
Sedangkan murid harus duduk rapi mendengarkan, meniru pola-pola yang
diberikan guru, mencontoh cara-cara si guru menyelesaikan soal-soal.
Murid bertindak pasif. Murid-murid yang dapat dengan baik meniru
cara-cara yang diberikan oleh guru itulah yang dianggap belajarnya
berhasil. Murid-murid pada umumnya kurang diberi kesempatan untuk
berinisiatif, mencari jawaban sendiri, merumuskan dalil-dalil.
Murid-murid umumnya dihadapkan kepada pertanyaan “bagaimana
menyelesaikan soal” tetapi bukan kepada “mengapa kita dapat melakukan
langkah-langkah demikian”.
Jadi
pada metode mengajarkan matematika traditional terutama berorientasi
kepada “dunia guru”. Guru-guru yang baik ialah guru yang dapat
mengajarkan “program yang sudah tetap’ dengan baik.
Dengan kata lain, karakteristik matematika tradisional, yaitu:
-
Matematika tradisional mengutamakan keterampilan berhitung dan hafalan
-
Penggunaan bahasa dan istilah dalam matematika tradisional sederhana .
-
Matematika tradisional menggunakan konsep-konsep lama.
-
-
Kelemahan Matematika Tradisional dalam Menjawab Tantangan Zaman pada Eranya.
-
Perubahan
program matematika tradisional ke matematika modern ialah dalam cara
mengajarkannya (metodologinya) dan penambahan materi baru. Metode
mengajarkan matematika modern yaitu minat murid, kemampuan murid, metode
menemukan sendiri harus diperhatikan. Dalam matematika modern terdapat
materi-materi baru yang pada matematika tradisional tidak ada atau
kurang mendapat penekanan.
Dalam metode
baru, kita mengubah dari situasi “guru mengajar” kepada situasi
“anak-anak belajar”, dari pengalaman guru kepada pengalaman murid, dari
dunia guru kepada dunia murid. Mengorganisir sekolah bukan untuk kita
mengajar tetapi untuk anak-anak belajar. Guru yang modern ialah orang
yang mengayom proses belajar anak. Ia menempatkan anak-anak kepada pusat
kegiatan belajar, membantu dan mendorong anak-anak untuk belajar,
bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan menemukan
jawaban-jawaban persoalan. Ilmu hitung tradisional dirasakan ilmu yang
mati dan kaku, membosankan.
Bila kita
dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman alamiah anak untuk
mengembangkan konsep-konsep matematika tentang bilangan, pengukuran dan
benda-benda, di samping memelihara keterampilan yang diperlukan, maka
anak-anak akan menyenangi matematika karena relevan dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka akan menyadari kegunaan dan indahnya matematika
karena dapat mereka pakai sebagai alat komunikasi berfikir. Mereka akan
menyadari pula kebutuhan perbendaharaan kata-kata sehari-hari dalam
matematika bila penemuan-penemuan mereka akan dipamerkan, dan mereka
akan menyadari bahwa kegiatan dalam matematika dapat dipakai oleh hampir
semua kegiatan-kegiatan, apakah itu ilmu sosial, musik atau pelajaran
lain.
Anak-anak
harus diperlakukan sebagai anak-anak, dan sifat-sifatnya seperti sifat
ingin tahu, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pendidikannya.
Jadi, Masalah-masalah yang dihadapi matematika tradisional, yaitu:
-
Matematika tradisional mengutamakan keterampilan berhitung dan hafalan daripada pengertian, sehingga anak didik tahu cara menyelesaikan soal tetapi tidak mengetahui mengapa soal tersebut diselesaikan. Misalnya, soal ½ : ¾ . Pada matematika traditional atau Ilmu Hitung, anak-anak akan langsung mengalikan ½ dengan 4/3. Jadi mereka tahu cara menyelesaikan soal itu. Dalam matematika modern selain mereka harus tahu berbuat demikian, yang lebih penting harus tahu mengapa mereka boleh berbuat demikian.
-
Penggunaan bahasa dan istilah dalam matematika traditional belum tepat. Misalnya dalam matematika traditional kita sering mengatakan “Luas sebuah segitiga sama dengan …….”. Dalam matematika modern kita mengatakan “Luas daerah sebuah segitiga adalah ……”. Alasannya ialah karena segitiga itu tidak mempunyai luas.
-
Matematika tradisional masih menggunakan konsep-konsep lama, padahal matematika selalu tumbuh dan berkembang sehingga konsep-konsep lama tidak begitu digunakan lagi karena sudah ada konsep baru yang jauh lebih baik.
-
-
Matematika Modern
-
Dalam
buku “Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru”,
Ruseffendi mengemukakan bahwa Istilah matematika modern merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “Modern Mathematics”. Dan di Amerika Serikat dikenal dengan nama “New Mathematics”.
Dalam
metode matematika modern, guru mengajarkan siswanya dengan cara guru
menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, membantu dan mendorong
siswa untuk belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana
membicarakan dan menemukan jawaban-jawaban persoalan.
Adapun tujuan dari mengajarkan matematika modern agar siswa dapat belajar berpartisipasi aktif dan kreatif, yaitu;
-
Agar siswa diberikan kesempatan berfikir bebas
-
Agar siswa diberi kesempatan untuk mencari aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi yang mrupakan bagian-bagian yang penting dan pokok dalam matematika modern. Aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi ini bukan saja yang ada dan berlaku pada alam buatan manusia akan tetapi pada alam semesta.
-
Agar siswa memperoleh latihan-latihan keterampilan yang diperlukan.
Dalam
pengajaran matematika modern berhasil tidaknya pengajaran ditentukan
dengan beberapa faktor yaitu; a.)menyeleksi murid-murid, karena
kemampuan siswa berbeda-beda meskipun umurnya sama, b.) kurikulum yang
baik, c.) cara mengajar, karena guru merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan siswa selain menguasai metode mengajar guru juga
harus memiliki penguasaan yang luas dalam bidangnya, d.) bimbingan dan
penyuluhan yang lebih baik, dan e.) evaluasi hasil belajar yang lebih
baik.
-
-
Karakteristik Matematika Modern
-
Menurut
(Max A Sobel dan Evan M. Maletsky, 2003: 255) meskipun diberi nama
”matematika modern”, tetapi isi dari materi pelajaran ini akan lebih
baik jika digambarkan dengan tiga kategori sebagai berikut :
-
-
Menurunkan matematika. Banyak materi pelajaran dari SMSG seperti materi pada program tradisional tetapi diajarkan pada tingkat yang lebih awal. Misalnya trigonomtri dan geomeri ruang pada program tradisional selalu diajarkan pada tingkat dua belas. Dalam pelajaran program yang baru trigonometri dimasukkan pada pelajaran aljabar tahumn kedua, dan geometri ruang diajarkan bersama-sama geometri bidang. Banyak topik tentang aljabar elementer diturunkan di Kelas VII dan VIII dan topik-topik sepeti bilangan bertanda dapat ditemui dalam program matematika ditingkat dasar.
-
Cara pandang baru. Topik-topik tradisional diperlakukan dengan cara pandang yang berbeda untuk memberi tekanan pada arti dan pemahaman. Sebagai contoh memahami mengapa seseorang harus “menginversi dan mengalikan” ketika membagi dengan pecahan. Konsep tenatang himpunan dipakai untuk menyatukan tema-tema dalam aljabar dan geometri. Prinsip-prinsip dasar seperti sifat-sifat komutatif, assosiatif, dan distributive diberi tekanan.
-
Matematika modern. Topik-topik tertentu seperti basis hitungan, aritmetika modula, dan geometri non metrik, yang sebelumnya tidak dimuat dalam program tradisional, dimasukkan kedalam kurikulum yang baru.
-
Selain
karakteristik matematika modern diatas adapula karakteristik matematika
modern yang dituliskan pada buku Strategi Belajar Mengajar Matematika
(Erman Suherman dan Udin S. Winataputra, 1992/1993: 201) yang menuliskan
bahwa matematika modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Menekankan pada pengertian dan penemuan.
Lebih jauh dikatakan oleh Usiskin, bahwa matematika modern mengandung
penemuan, logika yang akurat, membedakan bilangan dari lambang bi;langan
atau angka. Semua ciri-ciri ini adalah ciri khas dari pengajaran
matematika proyek UICSM, dan bukan pengajaran matematika tradsisional.
-
Matematika Modern memuat materi baru.
Terdapat
beberapa topik baru yang sebelumnya tidak terdapat didalam kurikulum
matematika tradisional. Diantara topik-topik tersebut adalah bilangan
dasar nol desimal, aritmetika jam atau modular, teori himpunan, sruktur
aljabar atau alajabar abstrak, loigika matematika, aljabar Boole,
statistika, probabilitas (teori kemungkinan), dan topologi.
Materi-matei
baru ini ada yang diberikan sebagai ilmu, namun ada juga merupakan
pengikat atau pemersatu topik-topik matematika. Misalnya himpunan
merupakan landasan topik-topik matematika lain seperti aljabar,
geometri, sehingga himpunan merupkana materi yang digunakan dalam
seluruh cabang pelajaran matematika.
-
Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.
Dalam
kurikulum matematika Amerika Serikat, seperti juga halnya kurikulum
kita sekitar tahun 1975, geometri yang diajarkan merupakan geometri
deduktif, sedangkan aritmetika dan aljabar tidak diberikan secara
deduktif. Berbeda dengan matematika tradisional, dalam matematika modern
pendekatan deduktif ini tidak saja dalam geometri, namun juga dalam
aritmetikan dan aljabar. Geometri yang sudah ada (dalam matematika
modern), dimodifikasi, sehingga menjadi geometri modern meskipun
pendekatan dari ketiga cabang matematika ini diberikan secara deuktif,
namun pelajaran matematika yang deberika kepada anak usia dini madsih
tetap menggunakan pendekatan induktif.
Dalam
matematika, pendekatan dedukitif merupakan pendekatan penyajian materi
dari materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus.
Pendekatan induktif merupakan pendekatan dari hal-hal yang bersifat
khusus menuju hal-hal yang bersifat umum.
-
Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.
Dalam matematika modern, istilah “sama“ dibedakan dari “kongruen”
contohnya: “sebuah segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang sama”,
dalam matematika modern adalah: ”sebuah segitiga mempunyai tiga sisi
yang kongruen”. Istilah lainnya yang perlu ditertibkan misalnya “luas
daerah”. Dalam matematika lama (berhitung) luas daerah sering dikatakan
“luas segitiga”. Yang lebih tepat adalah luas daerah segitiga.
Istilah bilangan dan ambang bilangan juga mendapat pengetatan.
Misalnya, salah bila dikatakana ia menulis sebuah bilangan yang benar
adalah: ia menulis sebuah lambang bilangan.
Dalam hal lainnya terdapat dua kekhususan. Misalnya untuk menyatakan
himpunan digunakan kurung kurawal. Tidak umum bila digunakan kurung
kecil atau kurung biasa atau kurung siku, seperti pemisahan antara
anggotanya juga digunakan koma, bukan titik koma atau titik.
-
Matematika modern sangat menekankan pada struktur.
Ini
terlihat dengan adanya pendalaman struktru alajabar yang memuat
sifat-sifat komutatif, assosiatif, unsur satuan, unsur invers, unsur
komplemen, operasi uner, operasi biner, dan operasi invers.
Materi-materi ini termuat dalam penjelasan topik-topik seperti ring,
integral domain, group dan field (lapangan).
Meskipun
banyak orang suka mengatakan bahwa matematika modern 1960-an tidak lagi
ada namun fakata menunjukkan bahwa banyak topik-topik baru telah
mengurangi tekanan yang diberikan murid-murid pada program kontemporer. Materi
pelajaran yang digambarkan sebagai matematika “yang diturunkan” dan
matematika tradisional tetap merupakan bagian darai progranm yang paling
modern.
Proses pengembangan ide dan konsep matematika yang diawali dengan
pengalaman siswa yang didapat dari dunia real oleh Lange (1987) disebut
sebagai matematisasi konsepsi. Istilah matematisasi dalam tulisan ini
siswa-siswa berusaha menemukan dan mengidentifikasi suatu masalah yang
dikembangkan dari situasi real dan menyelesaikan dengan caranya
msing-masing. Proses matematisasi selalu
berjalan seiring dengan tindakan refleksi. Gofree (1985) menyebut proses
matematisasi konsepsi sebagai matematisasi horizontal dan matematisasi
vertical. Pada matematisasi horizontal merujuk kapada matematisasi
masalah yang berlatar pada masalah biasa yang pernah ditemui dalam
lingkungan hidupnya sehari-hari, dan matematisasi vertical merupakan
matematisasi persoalan matematika abstrak.
-
-
Kelebihan Matematika Modern Dibandingkan dnegan Matematika Tradisional pada Zamannya.
-
Matematika
modern memiliki beberapa keunggulan daripada matematika tradisional
dalam proses belajar mengajar dikleas, Perbedaan matematika modern
dengan matematika tradisional yaitu;
-
-
matematika modern lebih mengutamakan pengertian kepada keterampilan berhitung dan hapalan,
-
dasar dari matematika modern adalah teori himpunan,
-
matematika modern lebih mengutamakan penggunaan bahasa dan istilah yang lebih tepat,
-
matematika modern menggunakan konsep baru,
-
matematika modern menekankan kepada mempelajari struktur matematika secara keseluruhan, dan
-
metode mengajar yang digunakan adalah metode modern.
-
-
-
Kelemahan Matematika Modern
-
Matematika modern banyak ditentang oleh beberapa ahli matematika.
Diantara penentang itu misalnya adalah Prof. Moris Kline, yang dengan
tegas mengatakan bahwa matematika modern pada dasarnya memiliki banyak
kelemahan-kelemahan, misalnya:selanjutnya
-
-
Matematika modern (New Math) terlampau deduktif, maksudnya adalah bahwa dalam struktur atau sistematika, matematika modern terlalu banyak yang diawali dengan aksioma atau postulat atau aturan yang bersifat yang kemudian diambil contoh-contoh dan soal-soalnya.
-
Matematika modern kurang bersifat kongkret. Siswa sulit memahaminya klarena siswa pada umumnya memerlukan konsep yang dapat ditarik pada dua kongkret.
-
Matematika modern dianggap kurang ada hubungan dengan bidang studi yang lain. Bagaimana penerapan matematika pada ilmu-ilmu lain kurang mendapat perhatian. Akibatnya tidak mengetahui bagaimana kedudukan antara matematika dengan bidang studi lain.
-
Kline juga menyebutkan bahwa matematika modern terlalu banyak mengandung topik-topik yang kurang berfaedah, misalnya topik sistem bilangan kurang ada gunannya.
-
Masalah lain seperti juga dialami oleh masyarakat di negara kita adalah adanya keluhan yang muncul dari pihak keluarga. Mereka hampir sepakat berpendapat bahwa mereka tak mampu memberi bantuan dalam hal belajar matematika pada anak-anaknya, karena apa yang sedang dipelajari anaknya itu sama sekali tidak dikenal oleh mereka dan tak pernah mereka temui disepanjang saat-saat belajar disepanjang sekolah.
-
Matematika modern nampaknya sangat membantu bagi anak yang tergolong pandai sedangkan untuk anak-anak yang lemah semakin terseret dan amat lemah dalam kemampuan berhitung. Keadaan ini mengakibatkan munculnya ketidak seimbangan antara penemuan, struktur, bahasa atau notasi yang akurat disatu pihak dengan keterampilan dasar dipihak lain.
-
Pengajaran matematika modern dinilai kurang memperhatikan kemampuan dasar, khususnya dalam operasi hitung pada aritmetika, sebagai akibat terlalu berorientasi pada struktur, analisis, dan kealuratan notasi dan bahasa. Misalnya seorang anak mengerti bahwa 9 x 8 = 8 x9 (sifat komutatif pada perkalian) tetapi bila ditanya berapa hasli kali dari 9 x 8 anak tersebut tidak tahu. Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi.
-
Beberapa
masalah dari matematika modern adalah masalah topik-topik dan masalah
metodologi, masalah-masalah tersebut sebagai berikut:
-
Masalah topik-topik, dalam matematika modern untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah terdapat topik-topik baru yang pada matematika tradisional tidak ada (kurang mendapat) penekanan. Padahal, topik-topik tersebut merupakan topik-topik baru di sekolah dasar dan sekolah menengah, sehingga orang mengambil kesimpulan bahwa matematika yang diberikan tersebut adalah matematika baru.
-
Masalah metodologi, dalam mengajar seorang guru membutuhkan metodologi modern karena selain itu guru juga harus memperhatikan minat siswa, kemampuan siswa, dan metode siswa menemukan sendiri
Komentar